Senin, 16 Mei 2011

Batas Antara Plagiat dan Terinfluence

Keempat personil J-Rocks mengangguk-angguk cepat seakan tidak sabar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Waktu itu jam sudah menunjukkan kira-kira pukul 21.00. Hanya beberapa menit waktu yang tersisa sebelum J-Rocks harus tampil di atas panggung. Sesaat, terdengar suara-suara dari panggung Lapangan Pondok Betung; rangkaian acara lain sedang berlangsung di sana.


"Ya," jawab mereka akhirnya. "Terinfluence dan plagiat itu beda, ya. Plagiat itu meniru, menjiplak sekali. (Istilahnya) copy-paste, itu (yang dinamakan) plagiat. Tapi, kalau terinfluence, mungkin hanya nuansanya yang terpengaruh. Seperti kita (kami, red.) terpengaruh dengan musik-musik Jepang, tapi bukan meniru atau mengkopi langsung gitu, terinfluence."


Itulah tanggapan personil J-Rocks setelah ditanyai perihal isu plagiarisme yang menimpa mereka. Seperti kita ketahui, beberapa pihak memang memiliki pendapat bahwa J-Rocks merupakan salah satu band dari Indonesia yang memplagiat karya dari musisi luar negeri. Sementara itu, band J-Rocks sendiri mengatakan bahwa mereka hanya terpengaruh. Terinfluence.


PENGERTIAN PLAGIARISME
Begitu Sony naik ke atas panggung dan memainkan gitarnya, saya mempunyai harapan baik mengenai penampilan J-Rocks. Gitaris J-Rocks tersebut memainkan gitarnya dengan sangat baik. Introduksi yang cukup menarik dan menggugah di kala malam beranjak larut. Namun, kehebatan yang sesungguhnya baru benar-benar dimulai ketika grup band asal Jakarta yang berdiri tahun 2003 tersebut menghentak Lapangan Pondok Betung dengan lagu pertama mereka. Kisaran 700 penonton yang malam itu hadir di lapangan Pondok Betung seketika berjingkrak-jingkrak berbagi kebahagiaan.
Rentetan lagu-lagu mereka digeber dan disambut dengan nyanyian oleh massa penonton. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa band ini adalah salah satu band luar biasa yang dimiliki Indonesia. Terbukti dengan begitu banyaknya fans yang mereka miliki, yang tergabung dalam komunitas bernama J-Rockstar. Akan tetapi, seperti kita ketahui, beberapa pihak beranggapan bahwa band yang sedang dalam penampilan hebatnya ini menjiplak karya musisi lain yang berasal dari negeri sakura. Menjiplak, atau istilahnya: plagiat.
Sebagai orang awam yang hanya memiliki sekelumit pengetahuan tentang musik, saya bertanya-tanya sendiri. Sebenarnya, apa arti plagiat itu sendiri? Bagaimana bisa orang-orang tersebut mengatakan seorang musisi meniru karya orang lain?
Menurut KBBI, Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Dalam dunia musik sendiri, sebuah lagu dikatakan plagiat jika memiliki kemiripan dengan lagu lain sebanyak 8 bar atau lebih.
Oh, jadi itu yang dinamakan plagiat? Plagiat memang sesuatu yang merugikan. Namun, apakah bijaksana jika kita langsung menjudge bahwa sebuah lagu menjiplak lagu lain tanpa mengerti apa sebenarnya plagiat itu sendiri?
Ya, setiap orang memang mempunyai pendapat masing-masing. Tapi, saya sedikit merasa risih saat mendengar beberapa orang yang menyatakan 'anti' terhadap suatu band tertentu setelah mengatakan bahwa band tersebut plagiat.


GELAS SETENGAH BERISI ATAU GELAS SETENGAH KOSONG
Ya, bisa dikatakan ini hanyalah pendapat saya. Setiap orang pasti memiliki idola, tak terkecuali para seniman sekalipun. Seorang seniman yang mengidolakan seniman lain, ketika menghasilkan sebuah karya, tidak akan bisa dipungkri bahwa dalam karya seni itu sendiri akan terkandung sentuhan-sentuhan dari seniman lain yang diidolakannya. Hal ini tidak berlaku dalam hal bermusik saja. Saya memiliki seorang teman yang sangat suka menggambar karakter-karakter kartun Jepang. Waktu SMP, dia sangat mengidolakan sebuah komik. Hasilnya, di masa SMP, dia memiliki style gambar sama seperti komik yang diidolakannya. Begitu juga di SMA ketika dia mengidolakan komik lain. Dengan kata lain, dia memiliki style yang sama dengan yang diidolakannya meskipun memiliki perbedaan.


"Intinya, apa yang kita pelajari itu apa yang kita keluarin," kata personil J-Rocks yang lain. "Kami sendiri sangat menyukai L'arc~en~ciel."


Saya sangat setuju dengan pernyataan ini. Saya sendiri juga pernah membaca di suatu sumber di internet. Intinya, dalam artikel tersebut disebutkan bahwa kita akan sangat membuang-buang waktu jika ingin mencari lagu-lagu yang benar-benar pure tanpa pengaruh dari lagu-lagu lain. Saya juga sependapat dengan hal ini. Pernahkah kalian mendengar nama The Beatles? Saya yakin pernah. Mereka dikenal sebagai band pertama yang mempertontonkan aksi rock di atas panggung. Namun, apakah kalian juga tahu bahwa sebuah band bernama The Tielman Brothers, telah mempertontonkan aksi rock ini jauh sebelum The Beatles terbentuk? Sebagai tambahan, The Tielman Brothers sendiri adalah band asal Indonesia yang mulai terkenal setelah berhijrah ke Belanda pada tahun 1957. Aksi gitar sang frontman, Andy Tielman, dipercaya juga menjadi inspirasi bagi gitaris yang merupakan legenda sekelas Jimi Hendrix.


"Itu hanya seperti pendapat gelas itu setengah berisi atau gelas setengah kosong," kata seorang personil Mocca ketika ditanya perihal pembajakan ini. 
"Kita bisa melihatnya dari sisi positif atau negatif," kata anggota yang lain. "Hasil pembajakan ini bisa jadi ajang promo gratis."


Sebelum J-Rocks terkenal, tidak banyak orang yang tahu tentang L`arc~en~Ciel. Baiklah, mungkin cukup banyak. Tapi, semenjak J-Rocks memperkaya dunia musik di Indonesia diiringi dengan pro-kontra yang mengikutinya, jumlah ini terus bertambah. Saya tidak mengatakan J-Rocks plagiat, akan tetapi, pernyataan salah satu personil Mocca ini memang sudah terbukti benar. Begitu menyukai J-Rocks, seseorang akan tergoda untuk mencari tahu tentang L`arc~en~Ciel.


"Sebenarnya, bagaimana sih tanggapan J-Rocks dikatakan seperti itu?" tanya pewawancara lagi kepada J-Rocks.
"Kami nggak niru," kata salah seorang dari mereka spontan. "Ini sama aja dengan orang-orang yang mengatakan, 'Kami pingin bawain aliran Rock&Roll, nih. Seperti Rolling Stone.' Sama aja, kita (terpengaruh) Jepang, seperti L`arc~en~Ciel."


TIDAK ADA MUSIK YANG BENAR-BENAR PURE
Pada suatu waktu senggang di antara sekian banyak waktu senggang saya yang lain, saya menemukan sebuah pendapat menarik di sebuah forum sosial terbesar di Indonesia. Thread ini sedang membahas hal yang sama seperti yang kita bicarakan saat ini dan ada sebuah pendapat yang bagi saya menarik. Saya pun saling berkirim pesan dengan pemilik pendapat yang menarik ini. Setelah percakapan lewat forum selama beberapa hari, saya baru mengetahui bahwa ternyata dia merupakan alumni dari kampus kita tercinta yang lulus pada tahun 2005. Namanya Dhani Machfud, saat ini dia bekerja di Direktorat Jenderal Pajak dan tergabung dalam komunitas Tax Underground Community.
"Saya termasuk salah satu pendengar Laruku era-era awal meskipun sekarang sudah tidak mengikuti perkembangannya lagi. Saya juga termasuk penggemar J-Rocks sejak mereka masih jadi peserta Nescafe Get Started. Waktu itu nama mereka masih J-Rockstar," begitu dia mengawali pendapatnya terhadap thread tersebut.
"Pendapat saya tentang J-Rock's: Mereka adalah band yang berani, secara penampilan, secara performance, dan benar-benar membawa angin segar ke dunia musik Indonesia yang lagi stuck-nya."
"...Terinspirasi kadang menimbulkan kesalah pahaman yang menjebak musisi untuk menjadi seorang plagiat. Tapi tergantung bagaimana kita menyikapi lagunya. Apakah part yang dibajak itu adalah esensi dari keseluruhan lagu dan mewakili keseluruhan lagu? Apakah intro lagu yang dibajak oleh J-Rock's adalah sebuah esensi dari keseluruhan lagu 4th Avenue Cafe? Tentu bukan. Hanya sedikit 'nuansa' yang berusaha dimasukkan oleh J-rock's disitu. 
Demikian juga dengan lagu 'Ceria' yang katanya mirip dengan lagu 'Cest La Vie', beatnya malah mirip dengan lagu 'Astaga' (James F. Sundah), tapi kalau didengar-dengar, lagu 'Ceria' dan 'Astaga' kok mirip sama 'You Can't Hurry Love' nya Phil Collins ya? Hayoo siapa contek siapa?"


OPEN MINDED ITU PERLU
Begitulah, pada intinya, ada baiknya kita berpikiran positif dan berpikiran lebih terbuka mengenai hal yang satu ini. Hal itu karena, seperti sudah dikatakan di awal, tidak ada musik yang benar-benar pure. Mengutip pendapat Iman J-Rocks pada suatu sesi wawancara lain yang saya dapatkan di internet, "Pokoknya, tetap open minded. Jangan cepat terbawa hawa kebencian. Lebih jujur aja, tanya kepada hati sanubari kalian. Apakah hujatan, makian, cercaan, dan sebagainya itu memang benar adanya?"
Ketika kita telah terbawa hawa kebencian, secara otomatis kita tidak akan dapat memberikan pendapat yang obyektif lagi. Tidak ada band yang tidak terpengaruh musik dari band lain yang menjadi idolanya. Bahkan, meskipun karya-karya awal L`arc~en~Ciel sangat Dead End, begitu pula penampilan Hyde yang sangat mirip dengan Morrie Dead End, toh mereka sekarang mereka memiliki style tersendiri bagi musik mereka. Mengapa kita tidak memberikan kesempatan yang sama bagi band dalam negeri?

AKHIR DARI ACARA PUNCAK ACCOUNTING CARNIVAL 2011
J-Rocks menutup penampilannya malam itu, yang akan menjadi penampilan puncak dari rangkaian acara Accounting Carnival. Iman pun memberikan pujian kepada penonton yang memberikan feedback yang sangat memuaskan bagi mereka. Mereka memainkan permainan puncak mereka. Saat itu, Iman maju, berbalik, dan meletakkan gitarnya di belakang kepala sambil memainkannya. Penonton pun, untuk kesekian kalinya, bersorak. Seluruh penonton pun bertepuk tangan puas. Bahkan, ketika para personil J-Rocks meninggalkan panggung, para penonton masih tetap berada di tempatnya sambil bertepuk tangan. Bagi saya, setelah menyaksikan penampilan mereka malam itu, alasan untuk memandang kemampuan mereka dengan sebelah mata sebenarnya tidak ada. 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts